Hello March, we heart it

AHA, banyak yang berubah sejak kehamilanku. Terutama sejak aku mengalami pendarahan di minggu ke-7 :(. Ngeri ya kedengarannya? That's right, that's my feeling. Was-was rasanya. Bahkan aku sempat mengira udah kehilangan debay (*cry, maafin bunda ya nak...). Penyebab pasti tidak diketahui, dan menurut obgyn diantaranya:
- terjadi karena memang masa perlekatan
- mommy terlalu lelah, letih
- hubungan suami-isteri

Waktu itu si Bon panik banget, aku sendiri udah nangis-nangis. Singkatnya, kami langsung ke UGD RSIA terdekat Bunda Aliyah sama mama papa. Setelah rebahan dan diperiksa singkat oleh suster, serta kontak dr. Ichsan Ambiar (yg kebetulan praktek disitu juga), aku dinyatakan aman, diperbolehkan pulang dan diberi sedikit obat. Alhamdulillah, semua dimudahkan: mulai dr satpam dan suster yg membantu mendorong kursi roda (karena gerakku harus sangat minim), suster dan dokter yang periksa, hingga biaya yg NOL selain resep obat. Dan setelah memastikan debay aman keesokan harinya dengan kontrol (baca: agak sedikit lebai ya?), aku diberi surat istirahat 3 hari dan diperpanjang (sendiri) hingga 5 hari.

Alhamdulillah sekarang sudah minggu ke-14. Menurut ilmu kedokteran kandungan, usia 3 bulan kehamilan bukan 12 minggu, tapi 14 minggu dan itu dikonfirmasi oleh obgyn hasil survei-ku di awal Maret, dr. sri pudyastuti spog (k). Bener-bener perjuangan deh kontrol sama dr. sri, pasiennya sepanjang jalan kenangan haha. Walau review sana-sini bilangnya beliau galak, alhamdulillah kami puas. Kenapa?
1. Setelah kita memberi jawaban pertanyaan beliau, beliau melengkapinya dg penjelasan. Jelas
2. Saat usg, beliau menjelaskan sangat jelas. Selain tentang berat badan & panjang debay, beliau menjelaskan tentang anatomi debay, organ-organ apa yg sudah ada dan terlihat jelas, mana yg belum, bagaimana keaktifan debay
3. Beliau mau menjawab ketika kami bertanya tips ataupun konsultasi masalah/kekhawatiran kami
4. Beliau tidak bermasalah ketika kita sebelum/sesudah kunjungan tersebut telah/datang ke obgyn lain dan mendapat resep yg cenderung beda dengan resepnya
dan, beliau sama sekali tidak terlihat letih/malas/kurang menghargai kami pasien dg nomor antrian nyaris terakhir dan saat itu sudah jam12 malam *fyuh, pinggang pegel.

Nah, ada plus minusnya ya ternyata tiap obgyn. Yg jelas setelah kunjungan itu aku jadi lebih relax, lega, puas sekaligus lebih bisa 'nrimo'.

Nobody's perfect, and do you think we still can meet the perfect one? Well, maybe the best one
Happy, happy, happy

Yup, sejak mengetahui diriku hamil, alhamdulillah bahagia tiada terkira. Hari-hari rasanya lebih bermakna. Yang jelas, aku jadi punya planning mau apa selama 9 bulan ke depan. Yang terdekat dan pertama adalah hunting obgyn!

Nih ya, sebelum kabar baik itu hadir, boro-boro deh aku serius nyari info. Buka situs-situs yang terkait aja rasanya malas, takut cuma menjadi harapan semu, hohoho. Untungnya aku punya temen-temen dokter yg cantik, pintar & udah pada jadi mommy. Jadi kira-kira ini tips yang bisa aku sharing:
1. Tanya teman, kenalan, kakak/adik tentang rekomendasi obgyn
Tentu ini lebih cepat & objektif. Karena mereka adalah pasiennya.
2. Cari tau di forum kehamilan
Banyak banget loh, seperti ibuhamil.com, bidanku.com, mommysdaily.com
3. Seleksi
Tentunya berdasarkan prioritas dan kebutuhan calon mommy. Kalau aku c cari yang pro normal, pro asi, jarak tidak terlalu jauh dan tidak minim penjelasan
4. Mulai survei

Hingga detik ini, terhitung baru 2 obgyn yg aku survei. Alasan karena dekat dengan rumah & ga pake antri lama.
1. dr. Ridwan di RSIA Sayyidah Jaktim
2. dr. Ichsan Ambiar di Klinik Radin Inten

PUAS? Namanya juga manusia ya (hehe mencari pembenaran). Dua dokter ini baik & helpful. Tapi tetap aja pengen nyari yang lain, yang perempuan gitu... Rencananya c awal bulan Februari nanti, atau jalan 2 bulan kehamilanku. Semoga debay (baca: dede bayi) sehat yaaaa.

AYO SEMANGAT!
It's been 4 months minus 9 days since we tied the knot

Banyak banget yg berbeda sepanjang hari-hari kami. Mulai dari kerungsingan perpindahan domisili, cultural shock after marriage, balada 'masak apa hari ini' sampai pekerjaan rumah yg ga ada habisnya. (baca: aseli pekerjaan rumah -> cuci baju, cuci piring, nyapu, dll). Tapi yg namanya gelisah ya ga bisa ditutup-tutupi. Sejak hari itu, si M masih datang terus. Mau ditenang-tenangin ya susah juga, sampai akhirnya setelah belum melihat 2 strip pd testpack pada bulan ke-3, awal bulan ke-4 kita mutusin konsultasi ke obgyn. 

Obgyn ini hasil rekomendasi temen SMP yg kebetulan jg jadi dokter. Pas ketemu dokternya, kita cengar-cengir. Bingung juga kali ya dokternya, secara baru 3 bulan nikah. Kita sendiri ga nyiapin daftar pertanyaan, spontan pisan, sampai lebih sering diam daripada nanya. Alhamdulillah obgynnya baik, ramah, terbuka (mau menjelaskan) dan optimis. Sebelum selesai, ga lupa dia bilang "Semoga setelah ini hamil ya" yg tentunya dijawab oleh kita serempak "Amiiiiinnn".

1 minggu setelahnya, aku ga sabar untuk testpack lagi, walau baru 1 hari jadwal M-ku terlambat. Hasilnya? membingungkan. Muncul garis ke-2, tapi sunggu sangat tipis. Ibarat di microsoft word, ga nyampe 1/2 pt tebalnya. Kala itu aku menggunakan merk Akurat, sama seperti sebelumnya. Lemes, tapi ga bisa tidur. Sedangkan Si Bon udah happy-happy. 

Setelah menunggu 1 minggu, akhirnya aku putuskan untuk testpack dengan merk yg berbeda, OneMed. Garisnya muncul 2 dan tegas, eh tebal, mirip 2 pt. Alhamdulillah Ya Rabbbbb. Tak terbayangkan bahagianya hatiku. Walaupun kami belum ke dokter, tak sabar rasanya memberi tahu orang-orang terdekat & tercinta. Insyaallah jika ini rejeki kami, maka sehatkanlah Ya Allah....

Hasil testpack ke-2 (selisih 1 minggu)